Home Featured Demonstran Pro Budi Gunawan Ngaku Dijanjikan Uang dan Diberi Makan

Demonstran Pro Budi Gunawan Ngaku Dijanjikan Uang dan Diberi Makan

0
Demonstran Pro Budi Gunawan Ngaku Dijanjikan Uang dan Diberi Makan

 

Kundur News – Sidang preperadilan Budi Gunawan hari ini mulai panas. Sekelompok Demonstran di bawah bendera Aliansi Mahasiswa dan Pemuda Pendukung Praperadilan menggelar unjuk rasa di jalan depan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, tempat persidangan digelar. Mereka mendesak hakim mengabulkan praperadilan Komisaris Jenderal Budi Gunawan yang persidangannya dimulai hari ini.
Dilansir dari Tempo, kelompok ini diduga cuma meminjam bendera mahasiswa. Setidaknya sebagian peserta ternyata warga Jakarta biasa. “Saya dari Kramat Sentiong,” kata seorang demonstran.
Dari kampungnya, warga yang enggan disebutkan namanya itu mengatakan ada sekitar 50 orang yang ikut serta. “Dijanjikan makan tapi belum dapat. Padahal dah lapar,” katanya. Warga ini juga mengatakan dijanjikan sejumlah uang untuk transportasi.
Komisaris Jenderal Budi Gunawan menggugat penetapan tersangka kasus suap dan gratifikasi atas dirinya yang dilakukan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Sidang ini menjadi penting karena bisa menentukan nasib Budi sebagai calon Kapolri yang sudah diloloskan oleh Dewan Perwakilan Rakyat, tapi ditunda pelantikannya oleh Presiden Joko Widodo.
Budi Gunawan sendiri mengatakan pihaknya tak mengerahkan pendukung ke pengadilan. Menurut pengacaranya, Razman Arif Nasution, Budi juga tak hadir dalam persidangan.“Pak BG tak datang,” katanya. Dia berkilah tak ada kewajiban bagi kliennya untuk hadir di persidangan ini.
KPK menetapkan Budi Gunawan sebagai tersangka dalam kasus dugaan gratifikasi. Ini terjadi beberapa hari setelah Presiden Jokowi menyerahkan pencalonan Budi ke Dewan Perwakilan Rakyat untuk menjalani proses fit and proper test. Publik sempat mendesak agar Jokowi menarik pencalonan dan mengganti dengan calon lain. Namun, proses terus berjalan dan Budi dinyatakan lolos di DPR.
Hingga kini Jokowi belum melantik Budi. Untuk merespon penolakan publik, Jokowi telah membentuk Tim 9, yang merekomendasikan presiden membatalkan pelantikan dan mengusulkan calon baru.*