Home Featured ‘Marhaban ya Ramadhan’ Persiapan Menyambut Ramadhan

‘Marhaban ya Ramadhan’ Persiapan Menyambut Ramadhan

0
‘Marhaban ya Ramadhan’ Persiapan Menyambut Ramadhan

Ramadhan 2018 – Doa kita pada Ramadhan tahun yang lalu kepada Allah agar kiranya masih punya kesempatan untuk bertemu dengan bulan Ramadhan yang akan datang, kini saatnya mengenang, mengingat barakah dan keutamaan yang telah diberikanNya.

Dari amalan yang kita lakukan khususnya pada bulan yang penuh berkah, tentu saja tidak terlepas dengan beberapa hal yang perlu kita persiapkan.

Setidaknya ada 5 hal yang perlu dipersiapkan untuk menyambut Ramadhan, seperti yang ditulis dari laman tongkronganislami :

1. Mempersiapan Nurani (Ruhiyah)

Persiapan ruhiyah atau mempersiapkan nurani untuk menyambut bulan Ramadhan merupakan persiapan yang sudah seharusnya dipersiapkan. Persiapan ruhiyah dapat dilakukan dengan cara tazkiyatun nafs/membersihkan hati dari penyakit-penyakit dalam jiwanya sehingga hati nurani akan bersih dari penyakit-penyakit yang dapat mengganggu ibadah di bulan Ramadhan nantinya. “Dan beruntunglah orang yang menyucikan jiwanya ” (Asy-Syams:9)

2. Mempersiapan Ilmu Ramadhan (ilmiyah)

Ibadah di bulan Ramdhan akan lebih maksimal jika kita mengetahui ilmu-ilmu yang berkaitan dengan bulan Ramadhan yang dapat membekali kita untuk menjalani ibadah di bulan ini, terutama ilmu-ilmu tentang amalan di bulan Ramadhan seperti hikmah puasa Ramadhan, tadarus Al-Quran, shalat Tarawih, i’tikaf di masjid hingga zakat.

Kita dapat mengetahui ilmu yang dapat menjadi bekal ramadhan nantinya melalui banyak cara. Bisa dengan mengikuti pengajian/majelis, membaca buku tentang Ramadhan, bertanya kepada ahlinya, bisa juga mencari melalui media internet. Dengan mengetahui ilmu-ilmu yang berkaitan dengan Ramadhan kita akan lebih siap melaksanakan amalan-amalan di bulan Ramadhan.

Terkait dengan persiaan ilmu ramadhan, Anda dapat mengunjungi halaman kami kumpulan artikel Ramadhan dan permasalahan puasa. Pada halaman tersebut, kami sebutkan beberapa kekeliruan di bulan ramadhan, beberapa hadis daif bulan ramadhan, pemaknaan lailatul qadar yang keliru hingga permasalahan modern terrkait puasa.

3. Mempersiapkan Fisik (Persiapan Jasadiyah)

Puasa identik dengan ibadah yang memerlukan fisik yang prima. Orang yang fisiknya kuat akan lancar dalam menjalankan puasa. Oleh karen itu, kita perlu mempersiapkan fisik kita untuk menjalankan ibadah Ramadhan dengan lancar walaupun saat bekerja.

“Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada mukmin yang lemah” (HR.Muslim, Baihaki, Ibnu Majah)

4. Mempersiapkan Harta (Persiapan Maliyah)

Mempersiapkan harta di bulan Ramadhan bukan berarti untuk membeli makanan yang banyak, melainkan untuk amal ibadah seperti infak/shadaqah, zakat mal maupun zakat fitrah, atau memberi makanan buka puasa untuk orang lain.

Dengan melakukan persiapan di atas semoga ibadah kita di bulan Ramahan nantinya akan lebih maksimal dan tentunya mendapat pahala dari Allah Ta’ala. Pada akhirnya, Selamat menyambut bulan Ramadhan bagi umat muslim di seluruh dunia.

5. Jangan Lupa, Perbarui Taubat!

Nabi SAW telah mengingatkan kita pada sabdanya:

كُلُّ ابْنِ آدَمَ خَطَّاءٌ وَخَيْرُ الْخَطَّائِينَ التَّوَّابُون

“Setiap keturunan Adam itu banyak melakukan dosa dan sebaik-baik orang yang berdosa adalah yang bertaubat.”

Taubat di sini mengisyaratkan tata cara seseorang menghadapi bulan ramadhan. Dia menyambut bulan ramadhan tanpa beberapa sekat yang akan mengotri bulan ramadhan. Oleh karena itu muslim yang memperhatikan hal ini akan selalu berusah untuk memohon ampunan kepada Allah SWT agar suci dari dosa. Sebagaiaman yang disebutkan dalam firman Allah SWT:

وَتُوبُوا إِلَى اللَّهِ جَمِيعًا أَيُّهَا الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

“Bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, Hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.” [QS. An Nuur: 31]

Taubat yang dibutuhkan bukanlah seperti taubat yang sering kita kerjakan. Kita bertaubat, lidah kita mengucapkan, “Saya memohon ampun kepada Allah”, akan tetapi hati kita lalai, akan tetapi setelah ucapan tersebut, dosa itu kembali terulang. Namun, yang dibutuhkan adalah totalitas dan kejujuran taubat.

Jangan pula taubat tersebut hanya dilakukan di bulan Ramadhan sementara di luar Ramadhan kemaksiatan kembali digalakkan. Ingat! Ramadhan merupakan momentum ketaatan sekaligus madrasah untuk membiasakan diri beramal shalih sehingga jiwa terdidik untuk melaksanakan ketaatan-ketaatan di sebelas bulan lainnya.

(Sumber: tongkronganislami)