Home Featured Pemasangan Spanduk Mosi Penolakan Rentenir di Kundur

Pemasangan Spanduk Mosi Penolakan Rentenir di Kundur

0
Pemasangan Spanduk Mosi Penolakan Rentenir di Kundur
Ilustrasi Rentenir

Kundur News-Tanjungbatu APMK GEMPAR (Aliansi Peduli Masyarakat Kundur Gerakan Menolak Praktek Rentenir), sebuah aliansi yang terdiri dari ragam masyarakat Kundur dari berbagi elemen yang terdiri dari 30 Ormas, menurut rencana akan menggelar aksi simpati masyarakat berupa penandatanganan dukungan masyarakat diatas sebuah spanduk, yakni mosi penolakan pengoperasian rentenir yang ada di Kundur. Spanduk tersebut akan di pasang di simpang Urung Tanjungbatu, pada Ahad, (4/6).

Dihimbaunya juga bagi masyarakat yang mendukung penolakan rentenir atau yang menamakan dirinya sebagai koperasi simpan pinjam, dapat membubuhkan tandatangannya di atas spanduk yang disediakan besok.

Hal tersebut disampaikan Syahfiar, sebagai kordinator GEMPAR, (3/6). Menurutnya lagi, dukungan masyarakat sangatlah penting atas penolakan rentenir tersebut, mengingat kehadiran rentenir di Kundur ini sudah sangat meresahkan.

“Sangat meresahkan dan banyak yang kecewa. Karena mereka memberikan pinjaman uang dengan suku bunga yang sangat cukup tinggi hingga lebih dari 25%, dan itu belum lagi untuk bunga yang nasabahnya tertunggak. Sehingganya banyak para pelaku usaha kecil yang terbelit, terlilit permasalahan hutang yang tidak akan pernah ada tuntasnya”. Kata Syahfiar

Banyak pelaku usaha kecil, tambahnya lagi, mengaku pada dirinya mengeluh, karena aturan pinjaman yang mereka buat secara sepihak dengan aturan dengan system bahwa pihaknya ‘menitip uang’. Jadi Secara gamblang, jika ada nasabah yang meminjam sebesar Rp 1 juta, koperasi akan memotong langsung sebesar Rp 100 ribu dengan dalih sebagai simpanan kas, sisa Rp 900 ribu yang diterima oleh nasabah akan diangsur sebesar Rp 40 ribu selama 30 hari.

“Dibuatnya aturan tersendiri, seolah-olah pihak rentenir telah menitip uang kepada masyarakat, sehingganya mereka juga tidak pernah peduli lagi waktu untuk menagih, tidak kenal siang ataupun malam”.*