Home Regional Bali Peran Warga dalam Mengatasi Kasus Rabies di Bali

Peran Warga dalam Mengatasi Kasus Rabies di Bali

0
Peran Warga dalam Mengatasi Kasus Rabies di Bali

[vc_row][vc_column][vc_column_text]Kundur News – Denpasar. Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali melakukan kerjasama dengan masyarakat yang dimulai dari desa-desa yang ada di seluruh Bali dalam upaya penanggulangan terhadap kasus rabies.

Hal itu disampaikan Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Pemerintah Provinsi Bali drh. Nata Kusuma dalam orasinya di Podium Bali Bebas Bicara Apa Saja atau lebih dikenal dengan sebutan PB3AS yang dilaksanakan setiap Hari Minggu di Lapangan Niti Mandala Renon Denpasar,  Minggu (26/02).

Menurut  Nata Kusuma, pelibatan warga desa dilakukan untuk lebih menggencarkan upaya penanggulangan kasus rabies atau penyakit anjing gila. Warga desa nantinya akan direkrut sebagai tenaga vaksinasi atau vaksinator.

Sebelum bertugas nantinya para petugas tersebut akan mendapatkan pelatihan dari Pemprov Bali yang bekerjasama dengan Kecamatan dalam hal teknis memberikan vaksin rabies kepada hewan.

Tenaga yang direkrut juga mendapatkan pembekalan untuk secara aktif memberikan sosialisasi kesehatan hewan kepada masyarakat sekitar.

Nata Kusuma mengungkapkan pada data tahun 2016 lalu jumlah anjing yang ada di Bali diperkirakan sebanyak 5000 ekor anjing baik yang tidak berpemilik maupun yang berpemilik diliarkan ataupun dikandangkan.

Dari hasil survey yang dilakukan oleh Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan bahwa potensi penularan rabies yang tinggi berasal dari anjing yang berpemilik namun diliarkan.

Nata Kusuma menghimbau kepada masyarakat agar memperhatikan dengan baik hewan peliharannya khususnya anjing karena penyakit rabies tersebut sangat mematikan. Kerjasama yang baik dari masyarakat akan membantu menekan jumlah kasus-kasus rabies yang ada di Bali dengan cepat.

Nata Kusuma berharap pada masyarakat Bali agar mendukung pelaksanaan vaksinasi massal yang akan dilakukan pada minggu kedua bulan April hingga akhir bulan Juli.

“Saya harap ketika tim kami datang, agar para bapak/ibu ikut membawa anjingnya ketempat vaksin, selain itu masyarakat juga dapat membantu pemerintah dalam menangkap anjing liar yang ada dilingkungannya untuk divaksin,” tegas Nata Kusuma.*

[/vc_column_text][/vc_column][/vc_row]