Marketeers di tahun 2011 pernah melakukan riset perilaku wanita di negeri ini dalam hal berbelanja. Dalam risetnya itu, jelas menunjukkan bahwa presentase belanja wanita Indonesia mencapai 80 persen.
Tentu saja, ‘hobi’ kaum hawa ini akan terus berlanjut hingga tahun-tahun ke depan. Hal itu adalah pertanda jika ada peluang yang sangat besar saat betul-betul memahami perilaku dan strategi untuk menaklukkan ‘hati’ wanita, khususnya melalui belanja online.
Marilah kita tengok data dari ComScore yang dilansir dari TechinAsia. Data itu menunjukkan ada sekitar 46 persen wanita yang menggunakan internet. Pun demikian dengan perilaku mereka berselancar di internet. Ya, kalah jauh mengalahkan pria. Para wanita, masih dalam laporan itu, biasanya menghabiskan 24,8 jam per bulan untuk online, lebih lama dari pria yang menghabiskan pria rata-rata 22,9 jam per bulan. Tak tanggung-tanggung, dalam pengguna media sosial pun mereka menghabiskan rata-rata 16,3 persen. Sementara pria, hanya 11,7 persen.
Fenomena itu ternyata ditangkap jeli oleh beberapa startup untuk mengambil ceruk pasar di segmen ini. Ambil contoh salah satunya adalah brand Saqina. Melihat potensi bisnis online yang menggiurkan, Saqina ‘banting setir’ dengan mengubah model bisnisnya menjadi e-commerce. Aksi dari perusahaan asal Mojokerto, Jawa Timur ini tak tanggung-tanggung menutup lima toko busana muslimnya di beberapa kota.
Pertumbuhan potensi pasar perempuan ini juga tidak dialami oleh Saqina sendiri, melainkan Female Daily. ‘Kaskusnya’ para wanita ini, pun merasakan hal yang sama dengan maraknya potensi itu. Hingga Februari lalu, Female Daily memiliki lebih dari 110.000 anggota terdaftar yang berdiskusi tentang berbagai topik di forumnya. Pada tahun 2013, website ini memiliki 73 juta page view dan 21,4 juta pengunjung. Startup ini memiliki 25 karyawan full-time dan sudah profit sejak tahun 2010.
Dengan gambaran di atas, setidaknya memberikan pemahaman bahwa pasar wanita sungguh ‘seksi’. Berminat?