7 Hal Penghambat Perkembangan e-Commerce di Indonesia

Menurut dia, dalam pembahasan peta jalan tersebut melibatkan 10 kementrian dan lembaga lainnya. Dari 7 isu penghambat e-commerce, Rudiantara mencoba menjabarkannya, pertama pendidikan dan SDM. Dia berharap nantinya akan ada mata pelajaran coding sebagai bagian dari kurikullum di SMK. Permasalahan di poin ini menurut dia adalah untuk mendorong dan menumbuhkan tingkat kesadaran pendidikan bagi konsumen.

“Berikutnya logistik. Pemerintah saat ini sedang mempersiapkan aspek logistik, kemudian PT Pos akan direposisi menjadi logistik platform untuk e-commerce Indonesia,” ucapnya. Dikatakan Rudiantara, saat ini PT Pos ini memiliki ribuan kantor di seluruh wilayah Indonesia. Jika dibandingkan dengan perusahaan ekspedisi lainnya, PT Pos tidak dapat ditandingi.

Berikutnya, aspek infrastruktur komunikasi. Saat ini pemerintah terus berupaya mendorong reformasi 4G dan Program Palapa Ring. Dirinya berharap seluruh wilayah di Indonesia dapat menikmati jaringan telekomunikasi dengan maksimal. Saat ini, jaringan 4G yang kini terus dikembangkan dan telah ada sekitar 200 kota kabupaten yang terjangkau jaringan tersebut dari 500 lebih kota dan kabupaten yang ada.

“Jaringan kita secara negara diurutan keempat. Namun untuk kota, yakni Jakarta berada diurutan kedua setelah Singapura. Namun, saya tidak mau hanya kota besar saja, pemerintah menginginkan seluruh daerah dapat merasakan jaringan tersebut dengan sempurna,” ucapnya.

Untuk cyber security, pemerintah melakukan standardisasi pada tiga sektro kritis, yaitu keuangan perbankan, transportasi, dan sektor energi. Pemerintah pun akan memberikan kepastian perlindungan kepada konsumen. Hal tersebut kini tengah dipersiapkan.

Untuk pajak, akan dilakukan penyederhanaan pembentukan kewajiban serta penyusunan tata cara pendaftaran bagi pelaku e commerce. Pemberlakuan pajak dengan capital market saat ini masih berbeda. Pada pelaksanaannya akan berkordinasi dengan Kementrian Keuangan.

“Sebelumnya, e-commerce tidak dilirik, namun rupanya mengalami pertumbuhan yang mengejutkan dan juga signifikan. Ini harus dikembangkan seiring dengan perkembangan digital, terlebih Indonesia memiliki target 2020 menjadi negara terbesar di Asia Tenggara untuk ekonomi digital,” ujarnya.

Ia menjelaskan, pada 2014 pendapatan dari e-commerce mencapai 12 miliar dolar AS dan pada 2015 menjadi 19 miliar dolar AS. Ia berharap, pada 2020 mendatang dapat menjadi 130 miliar dolar AS. Untuk mewujudkan hal itu, Rudiantara menambahkan perlu adanya struktur dan ekosistem yang optimal.*

 

(pikiranrakyat)

[/vc_column_text][/vc_column][/vc_row]

1
2
Previous articleNasib ‘Perahu’ Simpang Urung, Kini sudah Berubah
Next articleIndia Kacau, Pecahan Mata Uang Besar Ditarik dari Peredaran