Pelangiran, — Upaya pencegahan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) terus digalakkan di wilayah Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil), Provinsi Riau. Salah satu langkah konkret dilakukan oleh Bintara Pembina Desa (Babinsa) Koramil 10/Pelangiran, Serma Sugianto, yang pada Selasa (8/7/2025) melaksanakan kegiatan sosialisasi sekaligus patroli terpadu di Desa Wonosari, Kecamatan Pelangiran.
Kegiatan ini menyasar daerah dengan potensi rawan kebakaran, tepatnya di titik koordinat 0°10’52,638″N dan 103°27’28,182″E dengan arah 65° timur laut (NE). Turut serta dalam patroli ini adalah dua orang warga masyarakat setempat yang tergabung dalam tim relawan peduli Karhutla. Patroli dan sosialisasi ini merupakan bagian dari langkah preventif yang rutin dilakukan oleh TNI AD bekerja sama dengan elemen masyarakat dalam menjaga lingkungan dari ancaman kebakaran.
Dalam sambutannya kepada warga yang ditemui di lapangan, Serma Sugianto menyampaikan pentingnya peran aktif masyarakat dalam mencegah Karhutla, terutama dengan tidak membuka lahan dengan cara dibakar, serta melaporkan secara cepat jika ditemukan tanda-tanda kebakaran. Ia juga menjelaskan dampak jangka panjang dari kebakaran lahan, tidak hanya terhadap kesehatan, tetapi juga terhadap ekosistem dan ekonomi masyarakat lokal.
“Kami mengajak masyarakat agar lebih peduli terhadap lingkungan. Musim kemarau mulai tiba, dan potensi kebakaran lahan mulai meningkat. Mari kita jaga bersama agar desa kita tetap aman dan bebas dari asap,” ujar Serma Sugianto di sela-sela kegiatan.
Hasil dari patroli yang dilakukan hari ini menunjukkan tidak ditemukan titik api maupun kepulan asap di area yang disisir. Situasi ini dinilai aman dan terkendali. Namun demikian, Serma Sugianto mengingatkan agar masyarakat tetap waspada dan tidak lengah.
Kabupaten Indragiri Hilir merupakan salah satu wilayah di Riau yang kerap masuk dalam daftar rawan Karhutla. Dengan mayoritas lahan gambut yang mudah terbakar, upaya pencegahan harus terus dilakukan secara berkelanjutan. Pemerintah, TNI-Polri, BPBD, serta masyarakat dituntut untuk bekerja sama dan proaktif dalam melakukan patroli, memberikan edukasi, serta melaporkan potensi bahaya secara cepat dan tepat.
Langkah yang dilakukan Babinsa ini merupakan bagian dari strategi pencegahan dini, yang diharapkan mampu menekan angka kebakaran dan dampak buruknya terhadap kesehatan dan aktivitas masyarakat, seperti yang pernah terjadi di masa lalu dengan munculnya kabut asap tebal yang melumpuhkan berbagai sektor.
Kegiatan patroli dan sosialisasi ini akan terus dilaksanakan secara berkala di seluruh wilayah Koramil 10/Pelangiran, khususnya di desa-desa yang memiliki potensi kebakaran tinggi. TNI melalui Babinsa akan terus menjadi garda terdepan dalam menjaga keamanan dan ketertiban wilayah, termasuk dalam penanganan Karhutla.
“Kita tidak bisa bekerja sendiri. Dukungan dan kesadaran masyarakat adalah kunci utama. Kita semua ingin anak-anak bisa sekolah tanpa asap, masyarakat bisa bekerja tanpa gangguan kesehatan, dan lingkungan tetap lestari,” pungkas Serma Sugianto.
Dengan semangat gotong royong dan kepedulian lingkungan yang terus ditanamkan, diharapkan wilayah Pelangiran dan sekitarnya dapat terbebas dari bencana kebakaran lahan di tahun 2025 ini.