Natuna, Kundurnews.co.id – Kondisi ekonomi di Natuna saat ini cukup mengkhawatirkan. Para pedagang di daerah ini mengeluh karena pembeli sangat sepi. Mereka mengatakan bahwa dalam satu bulan terakhir, aktivitas mereka di tempat usahanya sendiri, hampir hanya “numpang nongkrong” karena sepinya pembeli.
“Sepi betul bos qu, sampai tumbuh lumut menunggu orang beli,” ucapnya, Sabtu 19 Juli 2025.
Bedasarkan informasi yang berhasil dihimpun, faktor-faktor yang mempengaruhi, seperti : Kapal Ekspor Ikan Hidup Terhenti. Tahun ini, kapal ekspor ikan hidup yang merupakan salah satu tulang punggung ekonomi Natuna berhenti beroperasi.
Proyek Tidak Jalan. Kurangnya proyek yang jalan memperburuk kondisi ekonomi dan mengurangi peluang kerja.
Hutang Pemda Kepada Pihak Ke-3 Belum Dibayar Signifikan. Hutang pemerintah daerah yang belum dibayar secara signifikan mempengaruhi perputaran uang dimasyarakat.
Realisasi APBD Belum Berdampak Kepertumbuhan Ekonomi Masyarakat Natuna. Hingga pertengahan Juli 2025, realisasi APBD lebih dari 300 miliar belum bisa mendongkrak ekonomi Natuna.
Sementara itu, seorang warga Ranai yang tak mau disebutkan namanya, bercerita bahwa dirinya baru balek dari Kota Terapung Sedanau.
Waktu di Sedanau, dirinya menyempatkan mampir di warung-warung makan. Saat bertanya kepada pemilik warung tentang kondisi usaha, pemilik warung mengatakan, “lagi sepi-sepinya pak. Biasa omset bisa 1 juta, sekarang 3 ratus ribu atau 2 ratus ribu saja susah.”
Mendengar jawaban ibuk tersebut, warga Ranai ini mencoba menenangkan pemilik warung dengan mengatakan, “sabar buk, seluruh Natuna memang kondisinya lagi begitu buk, sepiiii.”
Sok menasehati, padahal warga Ranai ini sendiri sedang pusing juga memikirkan kebutuhan anak yang mau sekolah, pembayaran hutang, dan memenuhi kebutuhan lain-lainnya, sementara pemasukan minim bisa dikatakan nihil.
Dia mengatakan. “Kalau tak malu teriak, sebetulnya saya mau teriak ini,” sambil mengelus-elus dadanya.
Laporan : Mon.