Tanjungbatu – Kodisi buka tutup tutup buka layanan Rumah Sakit Umum Daerah, RSUD Tanjugbatu khususya di UGD sudah sangat memprihatinkan bagi masyarakat Pulau Kundur. Hal tersebut rentan memakan korban jiwa karena pesakit tidak mendapat kesempatan untuk ditangani secara intensif seperti yang terjadi seorang warga Tg Batu Kota pada Ahad, 25 Mei kemarin, berjam-jam korban merintih kesakitan hingga akhirnya meregang nyawa untuk menanti jadwal UGD RSUD Tanjungbatu membuka layanan. Inalillahiwainailahirojiuuun.
Mungkin semua masyarakat khususnya masyarakat pulau Kundur terenyuh mendengar kabar duka tersebut. Dimanakah letak hati nuranimu wahai para petinggi negeri?. Belum ada kebijakanmu yang jitu seolah membiarkan kondisi ini terus berlarut. Hal yang seharusnya mendapat perhatian prioritas, kini bertele-tele, tanpa disadari satu demi satu telah merenggut korban jiwa.
Direktur RSUD Tg Batu, dr Suharyanto, enggan menerima wartawan. Di telpon tak menjawab, WA tak direspons, ditemui alasan sibuk ada kegiatan walau tak ada anggaran.
Informasi yang diterima Kundur News, RSUD Tanjungbatu hanya memiliki sebanyak dua orang Dokter. Dua Dokter dengan minim tunjangan itu secara bergilir menangani empat unit layanan sekaligus. UGD, Poli, Kebidanan, dan Rawat Inap. Itulah sebabnya UGD tutup layanan di hari libur.
“Disini hanya dua dokter aja yang ada secara bergilir, yang ditanganinya UGD, Poli, Kebidanan, dan pasien rawat inap,” ujar salah satu pekerja di RSUD saat ditemui, Selasa, (27/05/2025).
Dikatakan sumber, tutupnya layanan UGD disebabkan kurangnya tenaga Dokter di RSUD Tg Batu. Kekurangan diduga akibat karena minimnya tunjangan dan bahkan ada yang tidak bergaji hingga dua bulan lamanya.
Lebih lanjut dikatakan sumber, disaat RSUD Tanjungbatu ditangani oleh provinsi Kepri, kejadian buka tutup tutup buka tak pernah terjadi.
“Dulu saat RSUD ditangani oleh provinsi, tak separah ini. Sejak ditangani oleh Kabupaten Karimun kondisi bukan semakin maju malah menjadi bobrok, tidak hanya kekurangan tenaga Dokter, tapi juga kekurangan stock obat-obatan. Jadi kami disini terus tuai komplen masyarakat,” ujar sumber.
Saat bersamaan. Kundur News menemui masyarakat yang komplen di RSUD tersebut, dikatakannya, RSUD Tg Batu tidak hanya kekurangan tenaga Dokter, tapi juga kekurangan obat-obatan, mirisnya kadang tidak sedia oksigen dan obat bius.
“Gedung megah, besar, tapi sayang obat tidak ada. Padahal obat yang paling penting seperti oksigen, pun tak tersedia. Jadi kalau bawa orang sesak nafas bisa jadi mampus (meninggal*red) disini,” ujar sumber.
Masih menurut pekerja di RSUD Tanjungbatu, mereka sangat berharap kondisi kembali seperti dulu lagi, RSUD Tanjungbatu kembali ditangani oleh Provinsi Kepri. Kondisi Kabupaten Karimun yang sudah mau bangkrut ini akan memperburuk layanan kesehatan bagi masyarakat pulau Kundur.
Dikatakannya juga, Bupati Karimun Iskandar, pada Senin, 26 Mei 2025, melakukan kunjungan kerja di RSUD Tanjungbatu. Dia tidak tau pasti kunker tersebut. Namun menurutnya, Iskandar memberikan solusi penambahan tenaga Dokter.
“Kemarin Bupati datang ke sini. Kami tidak tahu pasti kunjungan kerjanya, yang kami tau Iskandar mengusulkan penambahan dokter, tapi gajinya bersumber dari dana BLUD (Dana Badan Layanan Umum Daerah). Dia tak tau kalau dana BLUD RSUD ini minus,” tukasnya.(*)