Indragiri Hilir — Kondisi Jalan Gerilya di wilayah Parit 7, Kelurahan Tembilahan Barat, Kecamatan Tembilahan Hulu, Kabupaten Indragiri Hilir, Provinsi Riau, semakin mengkhawatirkan. Jalan yang membentang di tepi sungai tersebut mengalami longsor parah akibat erosi tanah di bawah badan jalan. Saat ini, akses tersebut nyaris tak bisa dilalui kendaraan roda empat dan dikhawatirkan akan segera putus total.
Erosi sungai yang terus berlangsung menyebabkan bagian bawah jalan tergerus hingga membentuk rongga besar yang nyaris tak terlihat dari permukaan. Warga yang melintas, terutama pada malam hari, berada dalam kondisi rawan kecelakaan.
Salah satu warga setempat, Jakaria (37), dengan tegas menyampaikan kekhawatirannya atas situasi tersebut.
“Jalan udah longsor, Pak. Di bawah jalan sudah terkikis air. Kalau lambat diatasi, ini bisa mengakibatkan kecelakaan. Apalagi malam hari, nggak kelihatan. Banyak anak sekolah dan warga yang lewat sini tiap hari,” ungkap Jakaria kepada awak media, Jumat (19/9/2025).
Menurut warga, kerusakan jalan ini bukan baru terjadi. Sudah bertahun-tahun badan jalan menunjukkan tanda-tanda kerusakan, namun kondisinya makin parah dalam beberapa bulan terakhir. Warga sempat melakukan penanganan darurat secara swadaya, seperti menutup lubang dengan material seadanya dan memasang tanda peringatan sederhana, namun tidak banyak membantu.
“Kami hanya bisa pasang kayu dan ban bekas sebagai tanda. Tapi itu tidak menyelesaikan akar masalah. Ini harus ada penanganan teknis dari pemerintah. Kalau ditunda-tunda terus, tinggal tunggu waktu sampai ada korban jiwa,” tegas Jakaria.
Jalan Gerilya bukan hanya jalan lingkungan biasa. Akses ini merupakan jalur utama yang menghubungkan pemukiman warga dengan pusat kota Tembilahan. Jalan ini digunakan oleh petani untuk mengangkut hasil panen, anak-anak sekolah, serta warga yang beraktivitas ke pasar atau fasilitas kesehatan.
“Kalau jalan ini sampai putus, kami harus mutar jauh, bisa nambah waktu dan biaya. Apalagi kalau ada orang sakit, bisa berisiko terlambat sampai rumah sakit,” ujar Nurhayati, salah satu warga yang melintas di lokasi.
Warga secara tegas mendesak Pemerintah Kabupaten Indragiri Hilir, khususnya Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR), untuk segera turun tangan. Mereka meminta agar dilakukan survei teknis dan penanganan darurat seperti pemasangan bronjong atau turap penahan tanah di sisi sungai agar longsor tidak meluas.
“Kami tidak minta jalan dibeton langsung. Minimal pemerintah datang dulu lihat langsung kondisinya. Ini sudah darurat. Jangan tunggu korban dulu baru ribut semua,” seru Jakaria, penuh emosi.
Hingga berita ini diterbitkan, belum ada pernyataan resmi dari pemerintah daerah atau dinas terkait. Warga mengaku telah berulang kali menyampaikan laporan melalui ketua RT, RW, dan pihak kelurahan, namun belum mendapat respons ataupun kunjungan dari pihak berwenang.
Kerusakan Jalan Gerilya di Parit 7 bukan hanya soal jalan berlubang, tetapi sudah masuk kategori darurat bencana. Selain membahayakan keselamatan warga, kerusakan ini mengancam aktivitas ekonomi, sosial, dan pendidikan masyarakat sekitar. Masyarakat berharap, suara mereka tidak kembali diabaikan. Mereka menuntut aksi nyata dari pemerintah, bukan sekadar janji