Indragiri Hilir – Dalam upaya mencegah kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di wilayah rawan, Babinsa Koramil 02/Tanah Merah, Sertu Agusmi Harianto, melaksanakan patroli pengamanan tapal batas di wilayah Desa Tekulai Hilir, Kecamatan Tanah Merah, Kabupaten Indragiri Hilir, Riau, pada Minggu (21/9/2025).

 

Kegiatan ini merupakan bagian dari program rutin TNI AD dalam mengantisipasi potensi gangguan keamanan lingkungan dan bencana alam, khususnya karhutla yang kerap terjadi di musim kemarau.

 

“Patroli ini kami lakukan sebagai langkah deteksi dini terhadap potensi kebakaran lahan, sekaligus memastikan wilayah perbatasan desa tetap aman dan kondusif,” ujar Sertu Agusmi saat dikonfirmasi usai patroli.

 

Dalam patroli tersebut, Babinsa didampingi oleh tiga warga masyarakat setempat, sebagai bagian dari kolaborasi antara TNI dan warga dalam menjaga lingkungan. Total personel yang dikerahkan yakni empat orang, dengan menyusuri wilayah koordinat -0,39049, 103,14372 dengan ketinggian 23,1 meter dan arah kompas 316°.

 

Selama kegiatan berlangsung, tidak ditemukan adanya titik api maupun kepulan asap di sekitar lokasi patroli. Cuaca juga terpantau cerah dan mendukung jalannya pemantauan secara menyeluruh di kawasan rawan karhutla tersebut.

 

“Dari hasil patroli hari ini, situasi wilayah aman. Tidak ada tanda-tanda kebakaran maupun aktivitas yang mencurigakan,” tambahnya.

 

Patroli ini juga sekaligus sebagai bentuk pengawasan terhadap aktivitas masyarakat di lahan gambut dan perkebunan yang berdekatan dengan kawasan hutan. TNI berharap masyarakat tetap waspada dan tidak membuka lahan dengan cara dibakar.

 

Sertu Agusmi turut mengimbau masyarakat agar tidak melakukan pembakaran saat membuka lahan dan tetap melaporkan segera jika melihat tanda-tanda kebakaran di sekitar lingkungan.

 

“Peran aktif warga sangat penting. Jika ada asap atau api, segera lapor ke Babinsa atau aparat terdekat,” tegasnya.

 

Koramil 02/Tanah Merah bersama unsur terkait juga berencana akan meningkatkan intensitas patroli, terutama jika curah hujan menurun dan suhu udara meningkat, yang berpotensi memicu karhutla.

Previous articleWarga Seberang Tembilahan: Cuma Ongkos Rp5 Ribu Naik Pompong, Kami Bisa Nikmati Wisata Kuliner