Home Featured Gubernur Kepri Diminta Perhatikan Permasalahan di Isolasi Terpusat Hotel Gembira Tanjungbatu

Gubernur Kepri Diminta Perhatikan Permasalahan di Isolasi Terpusat Hotel Gembira Tanjungbatu

0
Gubernur Kepri Diminta Perhatikan Permasalahan di Isolasi Terpusat Hotel Gembira Tanjungbatu
Isolasi terpusat, Hotel Gembira Tanjungbatu

Tanjungbatu – Walaupun disediakan hotel sekelas hotel bintang lima sekalipun untuk dijadikan tempat isolasi terpusat bagi pasien isolasi covid-19, belum menjamin akan memberi kenyamanan, baik bagi pasien maupun bagi tenaga kesehatan, kalau tidak dilengkapi dengan fasilitas kesehatan yang memadai.

Awal Juni 2021 yang lalu, Pemprov Kepri telah menjadikan Hotel Gembira sebagai tempat isolasi terpusat pasien OTG dan gejala ringan covid-19 bagi masyarakat se-pulau Kundur, Moro dan Durai. Tapi apakan daya nakes yang bertugas jika tidak dibekali alat kesehatan yang mumpuni, walaupun itu berupa alkes yang sangat sederhana sekalipun seperti pengecek tekanan darah, pengecek suhu tubuh, APD dan lainnya. Maka tak heran jika kita dengar ada nakes yang sempat terpapar.

Hal itu diketahui dari ungkapan salahsatu tenaga medis yang juga penanggungjawab pelayanan keperawatan isolasi terpusat di Hotel Gembira, saat menjawab sejumlah pertanyaan dari salahsatu anggota DPRD Provinsi Kepri, Ery Suandi, yang disaksikan oleh sejumlah wartawan di Kundur.

Kepada Ery, mona mengungkapkan, mulai dari thermogun atau pengecek suhu tubuh, tensi meter, APD, hingga ke insentif nakes yang belum juga dikucurkan.

“Thermogun sudah eror, apapun yang di cek tetap menunjukan angka 36 derajat celcius, tensimeter begitu juga banyak yang rusak, sulit untuk digunakan. Kalau APD, baju hazmat selama ini kami disuply dari RSUD Tanjungbatu, di RSUD pun kekurangan, sehingga kami disini sempat terpapar namun tetap kami bekerja memberikan layanan maksimal kepada pasien,” tutur Mona.

Mewakili rekan kerjanya, Mona juga menanyakan insentif tenaga kesehatan yang sampai saat ini tak kunjung dibayar.

“Kami nakes yang bertugas ada empat orang, satu Perawat, tiga Bidan, kami yang ditugaskan disini (di Gembira.red*), SK Penempatannya aja belum keluar, kami tidak tahu satatus kami ini apakah dibawah naungan Kabupaten atau Provinsi, kami minta kepada Bapak (Ery Suandi.red*) memperjelas statusnya, dan bantu kami keluarkan SK serta insentif karena kami bekerja disini sudah hampir jalan dua bulan,” kata Mona kepada wakil rakyat tersebut.

Empat orang nakes dirasakan sangat kurang memadai untuk memaksimalkan pelayanan kesehatan di Isolasi Gembira tersebut.

“Kami pernah berempat melayani pasien hingga 103 orang, saya rasa kekuatan nakes dengan jumlah pasien sebanyak itu dirasakan sangat kurang, minimal ada penambahan beberapa orang lagi,” ungkapnya.

Mona juga berharap ada fasilitas standar kesehatan ada di isolasi Gembira untuk penanganan gawat darurat sebelum pasien dilakukan rujukan.

“Di Gembira ini kebanyakan pasien OTG, setelah beberapa hari kemudian biasanya muncul gejala, sebelum dirujuk sebaiknya ditangani secara darurat disini, karena rujukan perlu proses seperti mendatangkan ambulance dan lain sebagainya,” tutur Mona.

Ery Suandi tampak mencatat apa yang telah menjadi keluhan nakes di Isolasi tersebut. Dia pun berjanji akan berkoordinasi dengan Bupati Karimun dan juga Gubernur Kepri, terhadap permasalahan tersebut.

“Kita akan segera membawa permasalahan ini untuk dikoordinasikan kepada Gubernur dan juga Bupati Karimun,” kata Ery.*