Tanah Merah, — Semangat kecintaan terhadap ilmu dan penghormatan terhadap ulama besar tampak begitu kental dalam peringatan Haul ke-50 Syekh H. Abdurrahman bin H. Bakri atau yang akrab disapa Pak Uan, yang digelar secara khidmat dan penuh makna di Masjid Al-Islah, Komplek PT. Pulau Sambu, Kuala Enok, Kecamatan Tanah Merah, Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil), Provinsi Riau, pada Senin (15/07/2025).
Acara ini tidak hanya menjadi wadah silaturahmi antar umat Islam di wilayah Tanah Merah, tetapi juga menjadi refleksi spiritual dan pengingat akan pentingnya peran ulama dalam membentuk generasi berakhlak dan berilmu.
Peringatan haul ke-50 tahun wafatnya Pak Uan ini turut dihadiri oleh berbagai tokoh penting daerah, unsur Forkopimcam, perwakilan instansi pemerintah, serta ratusan masyarakat dari berbagai desa di Kecamatan Tanah Merah dan sekitarnya.
Hadir dalam acara ini antara lain: Bupati Indragiri Hilir H. Herman, S.E., M.T. Kadis PMD Kab. Inhil H. Dwi Budiyanto, S.Sos., M.Si. Perwakilan Kadis PUPR Roni Junaidi, Camat Batang Tuaka Abdul Hadi, S.E. Camat Tanah Merah Ambok Assek, S.Sos., M.Si. Kapolsek Tanah Merah IPTU Edi Saputra, SH, Danramil 02/Tanah Merah Lettu Inf. Agusturahim, Danpos AL Kuala Enok Letda (L) Wilson Hendry Sinaga, Humas PT. Pulau Sambu Kuala Enok Uddin. S, Para lurah dan kepala desa se-Kecamatan Tanah Merah, Tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh pemuda, serta masyarakat umum dari berbagai kalangan.
Danramil 02/TM, Lettu Inf Agusturahim hadir dengan penuh penghormatan sebagai bentuk dukungan terhadap kegiatan keagamaan dan penghargaan atas jasa para ulama, khususnya Almarhum Pak Uan yang telah banyak berjasa dalam bidang pendidikan Islam di wilayah ini.
Acara diawali dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an oleh Wili Aditya, yang membuka suasana penuh khidmat. Dilanjutkan dengan sambutan Ketua Panitia, Revi Alamsyah, SH, yang menyampaikan latar belakang pelaksanaan haul ini sebagai bentuk rasa syukur dan penghormatan terhadap perjuangan dakwah Almarhum Pak Uan.
Camat Tanah Merah, Ambok Assek, S.Sos., M.Si, dalam sambutannya menyampaikan bahwa haul ini bukan hanya mengenang masa lalu, tetapi juga sebagai momentum kebangkitan nilai-nilai Islam yang telah diwariskan oleh Pak Uan.
Puncak sambutan disampaikan oleh Bupati Inhil, H. Herman, S.E., M.T., yang memberikan pesan mendalam:
Pada kesempatan yang mulia ini, saya mengajak semua untuk mendoakan Almarhum Pak Uan, semoga Allah SWT menerima segala amal ibadahnya dan menempatkan beliau di tempat yang mulia di sisi-Nya. Haul ke-50 ini menjadi momentum penting bagi kita untuk terus meningkatkan kualitas pendidikan dan dakwah Islam di Indragiri Hilir. Mari kita lanjutkan perjuangan beliau dalam mencerdaskan umat dan menyebarkan ajaran Islam,” ungkap Bupati dengan penuh haru.
Acara dilanjutkan dengan pembacaan Manaqib Syekh H. Abdurrahman oleh Ustadz Kamaruddin, serta tausyiah oleh KH. Fahruddin Noer dari Kuala Tungkal, yang mengangkat tema keteladanan ulama dalam membangun peradaban umat.
Syekh H. Abdurrahman bin H. Bakri, atau yang akrab disapa Pak Uan, lahir di Parit Guntung (seberang Sungai Tekulai) tahun 1914, dan wafat di Sungai Pinang pada tahun 1975. Beliau dikenal sebagai ulama besar yang sederhana, bersahaja, namun sangat kuat komitmennya terhadap pendidikan dan dakwah Islam.
Pendidikan beliau dimulai dari lingkungan keluarga, kemudian melanjutkan ke Pondok Pesantren Sa’adatuddarain Tatul Yaman, Jambi, hingga berguru kepada Tuan Guru Sapat di kampung Hidayat Sapat.
Sekembalinya ke kampung halaman, beliau mendirikan sejumlah lembaga pendidikan yang hingga kini masih menjadi tempat belajar generasi muda Islam, seperti: Madrasah Mambanguss’adah di Tanjung Pasir, Madrasah di Tanjung Baru, Madrasah Darul Yatim dan Madrasah Hubbul Wathan di Sungai Pinang, Kuala Enok.
Beliau menerapkan sistem Khalaqah, sebuah metode pendidikan klasik yang menekankan pada penguasaan ilmu alat, khususnya Nahwu dan Sharaf, yang menjadi fondasi kuat dalam memahami literatur keislaman klasik (kitab kuning). Melalui metode ini, ribuan santri telah beliau didik selama dua dekade (1955–1975).
Banyak dari murid-murid beliau yang kemudian menjadi ulama, dai, dan tokoh masyarakat terkemuka, seperti Kyai H. Rasyidi, Angah Usman, Ustadz Ishak, Ustadz Hamdi, dan Ustadz Bahrudin.
Peringatan haul ini menjadi pengingat bahwa warisan terbesar seorang ulama bukanlah harta, melainkan ilmu, akhlak, dan keteladanan. Syekh H. Abdurrahman bin H. Bakri telah meletakkan fondasi yang kuat bagi kemajuan Islam di Tanah Merah, dan tanggung jawab besar kini berada di pundak generasi penerus.
Semoga peringatan haul ini bukan hanya menjadi ritual tahunan, tetapi benar-benar menjadi penggerak semangat baru dalam meneladani perjuangan ulama, memperkuat pendidikan Islam, dan membangun masyarakat yang religius dan berkarakter.