INDRAGIRI HILIR,— Warga Parit VII, Kelurahan Tembilahan Barat, Kecamatan Tembilahan Hulu, Kabupaten Indragiri Hilir, menyampaikan rasa terima kasih dan apresiasi atas langkah cepat yang diambil Pemerintah Kabupaten Indragiri Hilir (Pemkab Inhil) melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PU TR) dalam menangani kerusakan parah pada Jalan Gerilya akibat longsor yang terjadi di wilayah tersebut.

 

Langkah awal berupa penimbunan darurat dilakukan sebagai upaya antisipatif untuk menjaga agar jalan tetap bisa dilalui kendaraan, sembari menunggu solusi jangka panjang dari pemerintah.

 

Jakaria (37), warga setempat, mengungkapkan rasa lega atas kehadiran tim dari PU TR yang segera turun ke lokasi setelah menerima laporan warga. Menurutnya, kondisi jalan yang rusak sangat menghambat aktivitas warga, terutama dalam mengangkut hasil kebun dan kebutuhan pokok.

 

“Kami mengucapkan terima kasih kepada Pemkab Inhil dan Dinas PU TR yang sudah cepat tanggap. Jalan ini sangat vital bagi kami. Kalau tidak segera ditangani, bukan hanya kendaraan roda empat, motor pun bisa celaka,” ujarnya kepada awak media, Senin (23/9/2025).

 

Kerusakan Jalan Gerilya di Parit VII bukan sekadar retakan biasa. Jalan yang berada persis di bibir Sungai Indragiri itu mengalami longsor parah akibat erosi tanah di bagian bawah badan jalan. Pantauan di lokasi menunjukkan sebagian besar struktur jalan sudah menggantung, menyisakan rongga besar di bawahnya akibat kikisan air sungai yang terus berlangsung.

 

Kondisi ini menyebabkan akses jalan menjadi sangat rawan, bahkan tidak lagi layak dilalui kendaraan roda empat. Warga sekitar menyebut, jika tidak segera diperbaiki, bukan tidak mungkin akses vital ini akan putus total dalam waktu dekat.

 

Menanggapi situasi darurat ini, Kepala Dinas PU TR Kabupaten Indragiri Hilir melalui Ade Asbar, selaku Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) rehabilitasi jalan, menyatakan bahwa pihaknya telah melakukan langkah cepat dengan melakukan penimbunan di lokasi terdampak.

 

“Untuk saat ini, kami fokus dulu pada langkah cepat berupa penimbunan sebagai solusi jangka pendek agar masyarakat tetap bisa beraktivitas. Ini sifatnya sementara, sambil kita siapkan penanganan permanen,” jelas Ade Asbar.

 

Menurutnya, penanganan jangka panjang akan membutuhkan kajian teknis lebih lanjut, termasuk stabilisasi tanah dan struktur penahan untuk mencegah longsor kembali terjadi di masa mendatang.

 

Jalan Gerilya dikenal sebagai salah satu jalur penghubung penting di wilayah Tembilahan Hulu, terutama bagi masyarakat di Kelurahan Tembilahan Barat dan sekitarnya. Jalan ini menjadi akses utama untuk mobilisasi hasil pertanian, transportasi anak sekolah, serta distribusi barang kebutuhan pokok.

 

Rusaknya jalan ini berdampak signifikan terhadap aktivitas ekonomi warga. Beberapa pengendara bahkan terpaksa memutar arah sejauh beberapa kilometer untuk mencapai pusat kota atau pasar tradisional terdekat.

 

Meski mengapresiasi langkah cepat Pemkab Inhil, warga berharap pemerintah tidak hanya berhenti pada penanganan sementara. Mereka meminta agar segera dilakukan perbaikan permanen, termasuk membangun penahan tebing atau tanggul pengaman agar erosi sungai tidak kembali merusak jalan.

 

“Kami berharap ini tidak hanya ditimbun saja. Harus ada bangunan permanen, seperti bronjong atau turap beton. Karena kalau hanya ditimbun, musim hujan bisa habis lagi,” ungkap Yasmi (54), tokoh masyarakat setempat.

 

Menanggapi hal tersebut,Pemkab Inhil melalui Ade Asbar, selaku Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) rehabilitasi jalan, menyatakan bahwa penanganan infrastruktur dasar, termasuk jalan dan akses transportasi masyarakat, merupakan salah satu prioritas utama pemerintah daerah. Evaluasi teknis dan penganggaran akan segera dilakukan untuk merancang penanganan yang komprehensif dan berkelanjutan.

Previous articleCegah Karhutla, Serda Darno Gelar Sosialisasi dan Patroli Tapal Batas di Desa Suhada