Home Featured KAMAL: Masyarakat Lingga Jangan Takut, Kita Bukan Bangsa Pengecut

KAMAL: Masyarakat Lingga Jangan Takut, Kita Bukan Bangsa Pengecut

0
KAMAL: Masyarakat Lingga Jangan Takut, Kita Bukan Bangsa Pengecut

Lingga – Koalisi Aksi Menyelamatkan Lingga (KAMAL) mengingatkan masyarakat di seluruh Kabupaten Lingga, dari berbagai kalangan dan profesi, suku dan agama, untuk tidak takut menentukan pilihan politik sesuai dengan keyakinan dan hati nurani masing-masing.

“Orang Lingga ini bukan bangsa pengecut. Kita punya sejarah pemberani. Kita punya Sultan Mahmud Ri’ayat Syah yang sudah dinobatkan sebagai pahlawan nasional. Jangan mempermalukan marwah Sultan dan bangsa Lingga, dengan mempertontonkan ketakutan yang berlebih-lebihan terhadap satu kelompok tertentu yang kemampuannya hanya bisa menakut-nakuti masyarakat, ASN, PTT dan honorer, yang dilakukan oleh kaki tangan mereka yang terdiri dari oknum ASN dan oknum perangkat desa dan kecamatan”, demikian dinyatakan oleh Al Amin, salah seorang deklarator KAMAL.

“Suasana demokrasi di Lingga ini sudah sangat tidak sehat, bahkan terancam mati. Masyarakat ketakutan untuk menyatakan pilihan dan dukungan politik mereka secara terbuka”, sambungnya. “Ini sungguh-sungguh ancaman bagi demokrasi. Dan merupakan anomali, dalam alam reformasi dan keterbukaan sekarang ini”, tambah Al Amin.

Salah satu tujuan dideklarasikannya KAMAL adalah untuk menyelamatkan demokrasi di Lingga, supaya tidak mati. “Malu kita”, kata dia. “Jangan sampai arwah Sultan Mahmud menangis di alam barzah karena melihat rakyatnya menjadi bangsa pengecut. Ini bukan menghadapi penjajah yang punya senjata dan bisa membunuh. Masak dengan gertakan sambal saja sudah takut”, Al Amin menambahkan.

Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Lingga tinggal menunggu hari. Tensi politik memang terpantau memanas, baik di media sosial maupun di lapangan. Semoga semua itu hanya merupakan dinamika politik dan bunga-bunga demokrasi yang akan segera berakhir setelah hasil Pilkada tanggal 9 Desember nanti diketahui. Dan masyarakat kembali menjalani kehidupan normal seperti sedia kala.*