Home Regional Bali Pemprov Bali Bentuk Komunitas Peduli Kebutaan

Pemprov Bali Bentuk Komunitas Peduli Kebutaan

0
Pemprov Bali Bentuk Komunitas Peduli Kebutaan
peringatan Hari Penglihatan Sedunia Tahun 2017 yang digelar di Podium Bali Bebas Bicara Apa Saja (PB3AS), Minggu (15/10).

Kundur News – Denpasar – Pemerintah Provinsi Bali membentuk Komunitas Peduli Kebutaan (KOMPAK). Pembentukan komunitas Kompak dalam upaya mengedukasi masyarakat dan meningkatkan layanan kesehatan mata. Komunitas ini dideklarasikan pada peringatan Hari Penglihatan Sedunia Tahun 2017 yang digelar di sela-sela pelaksanaan Podium Bali Bebas Bicara Apa Saja (PB3AS), Minggu (15/10).

Wakil Gubernur Bali Ketut Sudikerta dalam sambutanya menyampaikan bahwa penglihatan merupakan salah satu indra yang sangat penting dan harus dijaga kesehatannya. “Gangguan pada indra penglihatan akan mengganggu aktifitas dan kinerja. Seberapapun harta yang kita miliki, tak akan ada artinya bila penglihatan terganggu, apalagi sampai mengalami kebutaan,” ujarnya.

Mengingat begitu vitalnya fungsi indra penglihatan, Pemprov Bali melakukan berbagai upaya untuk mengedukasi masyarakat dan meningkatkan layanan kesehatan mata. Selain perluasan gedung, penambahan alkes dan penguatan SDM di Rumah Sakit Mata Bali Mandara.

Pemprov juga mengoptimalkan layanan jemput bola. Dengan tagline ‘Kami Datang, Penglihatan Terang’.Secara berkala dua kali dalam seminggu, Rumah Sakit Mata Bali Mandara turun ke desa-desa melakukanscreening mata yang ditindaklanjuti dengan operasi katarak dengan menggunakan layanan mobil keliling.

Sudikerta mendorong peran aktif seluruh elemen masyarakat, salah satunya melalui KOMPAK. Keberadaan KOMPAK yang melibatkan artis Bali, diharapkan dapat menjangkau kelompok masyarakat yang lebih luas hingga ke wilayah pelosok. Sudikerta optimis, edukasi yang dilakukan oleh seorang musisi akan lebih mudah dipahami oleh masyarakat.

Dirut Rumah Sakit Mata Bali Mandara dr. Ni Made Yuniti. Imenambahkan, melalui berbagai upaya yang dilakukan, Bali berhasil menekan angka kebutaan sehingga masuk dalam jajaran tiga provinsi dengan angka kebutaan terendah di Indonesia. Capaian tersebut menjadi motivasi bagi jajarannya untuk terus mengoptimalkan upaya memerangi kebutaan, utamanya yang disebabkan oleh katarak. “Salah satunya melalui pembentukan KOMPAK yang kita deklarasikan hari ini,” ujar Yuniti.

Menurut Yuniti, keberadaan komunitas ini diharapkan dapat membantu pemerintah dalam mengedukasi masyarakat terkait pentingnya upaya menjaga kesehatan mata. Lebih dari itu, komunitas ini juga bertugas memberi pemahaman kepada masyarakat agar tak takut menjalani operasi katarak.*