Tembilahan – Lapas Kelas IIA Tembilahan ikut ambil bagian dalam program nasional penanaman pohon kelapa yang dicanangkan oleh Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan RI. Sebanyak 200 bibit pohon kelapa ditanam di lingkungan Lapas Tembilahan sebagai langkah nyata mendukung program ketahanan pangan nasional.
Kepala Lapas Kelas IIA Tembilahan, Prayitno, mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari gerakan serentak penanaman 26.000 bibit pohon kelapa di seluruh lapas dan rumah tahanan se-Indonesia. Penanaman pusat dipusatkan di Nusakambangan, Jawa Tengah, dan dilaksanakan secara serentak di seluruh wilayah Indonesia.
“Untuk Lapas Tembilahan kita mendapatkan 200 bibit pohon kelapa, dan dari pihak Imigrasi juga menerima 200 bibit. Kegiatan ini bukan hanya simbolis, tapi bagian dari strategi jangka panjang dalam mendukung ketahanan pangan,” kata Prayitno kepada wartawan, Selasa (9/9/2025).
Lebih lanjut, Prayitno menjelaskan bahwa program ini merupakan turunan langsung dari Asta Cita Presiden Republik Indonesia dan bagian dari 13 program akselerasi yang dicanangkan oleh Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan.
“Kami berkomitmen mendukung penuh program akselerasi ini, khususnya yang menyangkut bidang ketahanan pangan. Kami ingin Lapas tidak hanya jadi tempat pembinaan, tapi juga jadi agen perubahan yang produktif,” ujarnya.
Menurutnya, penanaman pohon kelapa ini bukan tanpa alasan. Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil), tempat Lapas Tembilahan berada, merupakan salah satu daerah dengan hamparan kebun kelapa terbesar di Indonesia, bahkan di dunia. Potensi ini dinilai sangat strategis jika dikelola dengan baik.
“Kita di Inhil ini sangat pas, karena daerah ini dikenal sebagai sentra kelapa. Jadi apa yang kita tanam hari ini, besar harapan kita bisa memberi manfaat tidak hanya untuk Lapas, tapi juga masyarakat sekitar dalam jangka panjang,” jelasnya.
Selain untuk ketahanan pangan, kegiatan ini juga ditujukan sebagai bentuk pembinaan kepada warga binaan agar memiliki keterampilan di bidang pertanian, khususnya budidaya kelapa. Nantinya, diharapkan para warga binaan dapat menerapkan ilmu yang mereka pelajari setelah bebas dan kembali ke masyarakat.
“Penanaman ini kita harapkan jadi langkah awal. Lahan di sekitar lapas bisa kita kelola dengan lebih produktif. Sekaligus mendidik warga binaan untuk lebih mandiri ke depannya,” pungkas Prayitno.