Tri Hita Karana Roh Pembangunan Berkelanjutan

    Tri-Hita-Karana-Roh-Pembangunan-Berkelanjutan
    Gubernur Bali Made Mangku Pastika saat menerima audensi panitia Tri Hita Karana (THK) Awards 2017 di ruang kerjanya, Kantor Gubernur Bali, Senin (11/6).

    Kundur News – Denpasar – Tri Hita Karana merupakan konsep dasar yang menjadi roh dari pembangunan berkelanjutan. Mengingat pembangunan berkelanjutan bisa tercapai apabila ada harmoni atau keselarasan antara manusia dengan Tuhan, sesama manusia dan dengan alam semesta.

    Pandangan tersebut disampaikan Gubernur Bali Made Mangku Pastika saat menerima audensi panitia Tri Hita Karana (THK) Awards 2017 di ruang kerjanya, Kantor Gubernur Bali, Senin (11/6).

    Pastika mengatakan jika berbicara tentang pembangunan berkelanjutan maka sudah pasti arahnya pada Tri Hita Karana. Dimana bagi masyarakat Bali Tri Hita Karana merupakan filosofi  yang mendasari kebahagiaan manusia.

    “Untuk bisa sustainable, rohnya itu Tri Hita Karana,” kata Pastika

    Pastika berharap kearifan lokal Tri Hita Karana bisa terus disebarluaskan bahkan ke manca negara. Salah satunya untuk menularkan virus ini adalah dengan melibatkan dunia pariwisata seperti yang dilakukan Yayasan Tri Hita Karana melalui THK Awards, imbuhnya.

    Ia menambahkan orang luar sangat terbuka dengan konsep Tri Hita Karana karena memang sejalan dengan upaya menciptakan pembangunan berkelanjutan.Apalagi pembangunan berkelanjutan menjadi tren atau kecenderungan dunia saat ini.

    Ketua Yayasan Tri Hita Karana I Gusti Ngurah Wisnu Wardana menyampaikan secara kuantitas peserta THK Awards tahun 2017 meningkat mencapai 155 peserta yang menunjukkan kesadaran pelaku pariwisata di Bali terhadap inisiatif ini semakin baik.

    THK Awards  tahun 2017 akan diselenggarakan tanggal 25 November 2017 mendatang. Wardana mengatakan penghargaan yang akan diserahkan diantaranya kategori Public Relations, Corporate Social Responsibility dan Melapa Melapi.

    Ia menambahkan tahun ini sesuai dengan anjuran United Nations World Tourism Organisation (UNWTO) dan Kementerian Pariwisata, pihaknya juga akan melakukan penilaian implementasi global code ethic of tourism.*

    Previous articleSelain Pemkab dan Polres, IWO Karimun juga Salur Bantuan Kepada Korban Kebakaran
    Next articleDPD PKS Karimun Bantu Korban Kebakaran Warga Pulau Kambing Sei Lakam Barat