Home Featured Kades Penarah Diminta Transfaran, Atau Kejaksaan Diminta Audit ADD

Kades Penarah Diminta Transfaran, Atau Kejaksaan Diminta Audit ADD

0
Kades Penarah Diminta Transfaran, Atau Kejaksaan Diminta Audit ADD
Pembangunan jalan yang menghubungkan pelabuhan Seberas ke arah darat Seberas, Desa Penarah.

Belat – Masyarakat Seberas minta kepada desa Penarah, Kecamatan Belat, Kabupaten Karimun, untuk lebih transfaran dalam hal menggunakan biaya pembangunan yang bersumber dari Anggaran Dana Desa (ADD). Pembangunan yang ada saat ini diduganya dilakukan asal-asalan serta sarat dengan penyelewengan.

Hal itu disampaikan oleh dua orang warga yang mengatasnamakan warga Seberas di kantor redaksi Kundur News, di Tanjungbatu, Ahad, (20/01/19).

Mereka mencontohkan pembangunan jalan yang menghubungkan pelabuhan Seberas ke arah darat Seberas, Desa Penarah. Pembangunan jalan sepanjang 70 Meter dengan lebar 2,5 Meter itu diduganya tidak akan mampu bertahan lama.

“Mereka membangun menggunakan bahan yang tidak standar konstruksi bangunan, batu granit bercampur batu merah, yang kekuatannya kurang memadai. Tidak hanya itu, mereka membuat pondasi juga terlihat asal asalan. Kami duga campuran semen tidak sesuai dengan acuannya, dari warna aja kita sudah tau,” ujar mereka yang namanya diminta untuk tidak disebutkan.

Mereka juga meminta kepada aparat penegak hukum untuk dapat melakukan audit terhadap biaya pembangunan yang bersumber dari dana ABPN itu.

“Kalau dia tidak transfaran, lebih bagus Kejaksaan aja nanti yang melakukan pemeriksaan,” sambung dua orang tersebut.

Jalan sepanjang 70 Meter dengan lebar 2,5 Meter yang dilaklukan tim desa itu dengan anggaran Rp 190.779.960,-

Kades Penarah, Awaluddin, saat dimintai keterangan baru-baru ini mengatakan, pembangunan yang telah selesai dikerjakan itu, telah selesai dikerjakan serta memiliki dana sisa sebagai SiLPA. Namun dia juga enggan menyebutkan nilai dana sisa tersebut.

“Pondasi yang kami buat untuk jalan itu benar-benar handal, coba aja tanya dengan pengawas kami. Pembangunan itu dananya tidak semuanya habis di pakai, selebihnya kami jadikan dana silpa,” kata Awaluddin, melalui selurer.*